InformasiPhatas.com || Sapudi - Isu yang berkembang di masyarakat mengenai keterkaitan antara aktivitas pengeboran minyak dan gas bumi (migas) dengan terjadinya gempa bumi, mendapat penjelasan ilmiah dari para ahli geologi nasional dan internasional.
Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Danny Hilman Natawidjaja, menjelaskan bahwa perubahan tekanan di bawah permukaan akibat aktivitas manusia, seperti pengeboran atau injeksi fluida, memang berpotensi memicu pergerakan kecil pada patahan yang sudah dalam kondisi tegang secara tektonik.
“Aktivitas pengeboran atau injeksi fluida bisa mengubah tekanan di dalam batuan bawah tanah. Jika dilakukan di area yang sudah menyimpan energi besar, perubahan ini dapat mempercepat terjadinya pelepasan energi berupa gempa kecil,” ujar Dr. Danny Hilman dalam keterangannya.
Penjelasan serupa juga dikemukakan oleh United States Geological Survey (USGS) dan Departemen Energi Amerika Serikat (U.S. Department of Energy). Kedua lembaga tersebut menyatakan bahwa injeksi fluida dalam jumlah besar, seperti air limbah atau gas, dapat meningkatkan tekanan pori pada batuan. Kondisi ini bisa memicu gempa berskala kecil hingga sedang di sekitar patahan yang telah ada sebelumnya.
Fenomena ini dalam kajian geologi dikenal dengan istilah “induced seismicity” atau gempa induksi — yaitu gempa yang terjadi akibat aktivitas manusia, namun hanya pada sistem patahan yang memang aktif secara alami.
Kendati demikian, para ahli menegaskan bahwa gempa bumi besar umumnya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, bukan oleh aktivitas manusia. Dengan demikian, pengeboran migas tidak menciptakan gempa baru, melainkan dapat mempercepat pelepasan energi pada patahan yang sudah siap bergeser.
Penjelasan ilmiah ini diharapkan dapat meluruskan persepsi masyarakat, khususnya di wilayah Sapudi, Jawa Timur, yang sempat mengaitkan aktivitas pengeboran migas dengan gempa bumi. Berdasarkan analisis ilmiah, aktivitas pengeboran migas tidak menjadi penyebab utama gempa, tetapi dapat mempercepat proses alamiah pada patahan yang memang sudah aktif.(UD)
Editor. Kancil