Gus Luq selaku Sekretaris jenderal Paguyuban Juru Parkir Kota Surabaya menyampaikan, "Juru Parkir adalah pahlawan PAD Kota Surabaya. Namun sayang berita di beberapa media dan opini masyarakat memandang miring peran mereka".
"Semua juru parkir di Kota Surabaya 100% menanggung resiko sendiri manakala terjadi kehilangan kendaraan di lokasi parkir maupun kerusakan kendaraan yang diparkir, Kecelakaan kerja yang merupakan bagian dari resiko dan ancaman saat menjalankan tugas, mereka menanggungnya sendiri. peran para Juru Parkir adalah membantu pemerintah Kota Surabaya terkait PAD. Namun sayang, kondisi ini sangat tidak fair", Ujar sekjen PJS.
"Bahkan kebocoran PAD soal Parkir, dianggap sebagai kesalahan para Jukir, hingga saat ini setor uang parkir ke Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini ke Dishub adalah sesuai dengan yang diminta oleh Pemerintah Kota Surabaya. Mana mungkin para Jukir jadi pelaku kebocoran PAD, Imbuh Gus Luq.
Kehadiran PJS adalah bukan untuk melawan kebijakan pemerintah Kota Surabaya. Justru sebaliknya membantu pemerintah kota surabaya melakukan pembinaan kepada para juru parkir, menertibkan para jukir, meningkatkan skil dan attitude atau perilaku para jukir, Tegasnya.
"PJS dibentuk oleh para Juru parkir sendiri sebagai bentuk tempat menyampaikan keluh kesah yang seharusnya didengar oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pada saat ini Pemerintah Kota Surabaya, hanya peduli soal PAD kalau bicara soal Jukir, resiko dijalanan yang dihadapi Jukir Nol besar".
Para Juru parkir yang tergabung dalam PJS, berharap Pemerintah Kota Surabaya melakukan perubahan terkait pengelolaan Juru Parkir dan perparkiran di Kota Surabaya, Tutup Gus Luq.
Editor. Kancil
